Jumat, 21 Mei 2010

SANTUNAN YATIM DIHOTEL ASTON



Santunan yatim dari segenap management Aston Hotel, yang langsung di berikan oleh General Manager Aston Hotel Jakarta kepada anak yatim binaan Rumah Kreatif ElFatih sebagai lembaga rekanan Annida Rahmah Foundation. Acara santunan tersebut berbarengan dengan iftor jama'i atau buka bersama di bulan ramadhan yang rutin diadakan oleh aston Hotel.

HIBAH BARANG BEKAS untuk PENDIDIKAN BERKUALITAS


HIBAH BARANG BEKAS untuk PENDIDIKAN BERKUALITAS

Annida Rahmah Foundation menerima hibah barang bekas berkualitas berupa: Sofa, lemari, meja makan, kursi, bufet, spring bed, buku, koran, pakaian, handphone, TV, AC, kulkas, komputer, sepeda motor, mobil, dll.

Hasil penjualan barang hibah tersebut, setelah dikurangi biaya operasional, akan dialokasikan untuk:

Program Beasiswa dan Santunan Anak Yatim dan Dhu’afa: SD-SMP-SMA
Sekolah Gratis Untuk Dhu’afa: TK dan SD
Perpustakaan Untuk Dhu’afa
Pengobatan Gratis dan Sunatan Masal Untuk Dhu’afa
Lab. Komputer Untuk Penunjang Pendidikan Dhu’afa
Santunan dan Pelatihan Bagi Guru Al Qur’an / TPA

Barang Hibah Akan Kami Jemput Ke Alamat Donatur ( Jabodetabek ) Call Center: 021-270 64 277

Selasa, 18 Mei 2010

RAGU-RAGU BUKAN KARAKTER ORANG-ORANG YANG SUKSES


Orang-orang yang sukse itu tidak pernah bimbang, ragu-ragu dan cepat merubah tujuan. Sebab hal itu hanya membuang-buang waktu dan energi saja. Ia ibarat orang yang sudah membangun, lalu ia robohkan lagi. Atau ibarat orang yang menulis, lalu ia hapus lagi apa yang telah ia tulis.
Diantara faktor kegagalan adalah seringnya berubah-ubah dan berganti-ganti. Seseorang mahasiswa masuk di fakultas ekonomi, tetapi baru menekuni satu dua hal bidang tersebut ia berpindah ke fakultas sastra atau tarbiyah atau syariah dan lain sebagainya. Akibatnya ketika teman-temannya sudah pada berhasil menyelesaikan studinya,ia masih tetap berada dalam kebimbangan.
Seorang pedagang hasil bumi yang sudah mapan dan mendapat keuntungan yang lumayan besar, tiba-tiba beralih menjadi pedagang pakaian, lalu tidak lama lagi beralih menjadi pedagang ternak, akibatnya ia banyak kehilangn modal dan pengalaman secara sia-sia. Hal itu semestinya tidak akan terjadi seandainya ia tetap konsisten pada bidang usaha yang telah di rintisnya. Siapapun yang telah menemukan sumber rezeki hendaklah ia menekuni terus bidang itu.
Seorang mubaligh yang sukses dan namanya sudah cukup terkenal di tengah masyarakat, tiba-tiba ia tinggalkan profesi itu dan beralih untuk bergabung mengurusi bisnis yang lain, akibatnya ia kehilangan bakat dan menyia-nyiakan keahlianya.
Seorang yang menekuni disiplin sebuah ilmu, dan ia berhasil menguasainya dengan baik, mendadak ia berpaling meninggalkannya dan beralih menekuni hal lain.
Kebimbangan-kebimbangan seperti itulah yang sering kali menjadi faktor kegagalan, siapa yang ingin sukses hendaklah ia tetap konsisten, sabar dan berusaha terus mengembangkan bidang apa yang telah dipilihnya.
” Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) ” ( Albaqoroh: 60 )
” Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya ” (Albaqoroh: 148 )
Saya sarankan kepada kaum ayah untuk membiarkan kepada pura putrinya memilih bidang studi atau tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dirinya sendiri. Selaku orang tua, tinggal mengawasi aspek agama, akhlaq dan nilai-nilai, sebab menurut orang orang pintar, aspek-aspek itu merupakan hal yang tidak bisa diserahkan begitu saja.
Ada seorang ayah yang memaksakan anaknya memilih bidang studi yang sesuai dengan selera diriya, padahal si anak justru tidak tertarik dan tidak menyukainya, akibatnya sianak tidak semangat dan gagal menyelesaikan studinya.
Ada seorang ayah yang memaksakan anak nya pada pekerjaan tertentu yang tidak diminatinya, akibatnya si anak merasa tertekan dan mengalami kegagalan dalam masalah pekerjaanya.
Ada seorang ayah yang keras kepala menjodohkan anaknya dengan seorang wanita yang menjadi pilihanya, padahal si anak tidak mencintai wanita tersebut. Akibatnya kehidupan rumah tangga si anak menjadi berantakan dan putus di tengah jalan.
Sesungguhnya kesuksesan sangat terkait erat dengan ketepatan ( kecocokan ) dan minat terhadap sesuatu itu, baik berupa ilmu, keterampilan, studi, pasangan hidup dan lain sebagainya.Hal itu sering kali menjadi sebuah penentu bagi sebuah kesuksesan.
Memaksakan kemauan kepada orang lain pada hakikatnya merupakan upaya penghancuran bakat dan kesuksesan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita biarkan saja orang-oarang untuk memilih apa yang menjadi minat dan kecenderunganya, asalkan mereka tetap setia menjalani perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangnNya. Wallahu a’lam.

Asep Saefullah, SE

DATA ANAK YATIM


DATA ANAK YATIM DI MADRASAH DINIYAH ROUDHOTUL ATFAL SUKABUMI

Kami mengajak anda para donator untuk ikut bergabung bersama menyantuni anak yatim dan du’afa yang kami bina.

Senin, 17 Mei 2010

STRUKTUR PENGURUS

STRUKTUR ORGANISASI
YAYASAN ANNIDA RAHMAH

Dewan Pembina : Ustzh. Chandrawati
Endria Sari Hastuti
Dewan Pengawas : Lorina Kristin
Soepriyantini Wiriyaningsih
Dewan Pengurus :
• Ketua Umum : Rosikhi
• Ketua Operasional : Asep Saefullah, SE
• Sekretaris : Isromi
• Wakil Sekretaris : Fitri Rita Laurent
• Bendahara : Trimurniyati
• Wakil Bendahara : Nursaleha

Penanggung Jawab Program:
• Divisi Da’wah : Enung Nurhayati
• Divisi Pendidikan : Yulianti
• Divisi Sosial : R. Purbo Sasongko
• Divisi Fundraising : Muhammad Sani

Sekretariat :
• Gedung ATC Lt. 3 Jl. KS Tubun Raya No. 30 Petamburan Jakarta Barat

SANTUNAN YATIM DAN DU'AFA

Rabu, 12 Mei 2010

Investasi Yang Menguntungkan

Investasi Yang Menguntungkan
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Tadabur Qur'an - Dibaca: 397 kali


Oleh : DR. Amir Faishol Fath
Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At Taubah: 111)

Ibnu Jarir At-Thabari dan Al-Qurthuby meriwayatkan bahwa Abdullah bin Rawahah berkata kepada Rasulullah saw., "Sebutkan syarat untuk Allah dan dirimu sesuai dengan keinginanmu." Rasulullah menjawab, "Syarat untuk Allah hendaknya kamu semua menyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Adapun syarat untukku hendaknya kamu semua membelaku dengan jiwa dan hartamu." Para sahabat berkata, "Jika kami memenuhi persyaratan tersebut, apa yang akan kami dapatkan?" Rasulullah menjawab, "Surga." Para sahabat menjawab, "Ini sebuah bisnis yang menguntungkan, maka kami tidak akan mundur sedikit pun." Lalu turunlah ayat di atas. (lihat Al-Jami' li ahkamil Qur�an, karya Al-Qurthuby vol. 8, h. 169).

Berbisnis Dengan Allah
Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh." Ayat ini menggambarkan bahwa setiap hamba yang mengaku beriman seharusnya telah melakukan transaksi dengan Allah, yaitu dengan menyerahkan segala jiwa dan harta untuk Allah, untuk kemudian kelak menerima surga sebagai balasannya. Artinya, semasih sang hamba sibuk menggunakan jiwa dan hartanya hanya untuk kepentingan dirinya, jauh dari keinginan Allah, berarti transaksi belum terjadi.

Lalu bagaimana supaya transaksi itu terjadi? Seorang hamba hendaknya menggunakan seluruh jiwa raga dan hartanya untuk semata menghamba kepada Allah. Dengan bahasa lain, dalam seluruh kegiatan hidupnya tidak ada lain kecuali hanyalah investasi amal shalih untuk Allah swt. Investasi ini tidak hanya berupa ibadah ritual saja, melainkan juga bisa berupa: berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada istri dan anak, menyambung silaturrahmi, menegakkan amar ma�ruf nahi mungkar, berdakwah dan jihad di jalan Allah, menyambung ukhuwah karena Allah, berbuat baik kepada tetangga, membantu orang-orang lemah, miskin dan korban bencana, mendamaikan orang yang berselisih, saling menolong dalam ketakwaan, menjenguk orang sakit, menyingkirkan duri dari jalanan, dan lain sebagainya.

Segala amal shalih bagi Allah adalah investasi berharga dan sangat mulia, sekalipun tampak di mata manusia tidak ada nilainya. Sebab, Allah swt. tidak akan pernah menyia-nyiakan investasi amal shalih sekalipun hanya sebesar atom: famayya�mal mitsqala dzarratin khyray yarah (barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya) (Az-Zalzalah: 7). Sebaliknya, siapa yang menginvestasikan keburukan sekecil apapun, Allah swt. juga akan mencatatnya: wamayya�mal mitsqaala dzarratin syarray yarah (dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula. (Az-Zalzalah).

Menjadi Investor Dakwah Dan Jihad
Ketika seorang hamba bertransaksi dengan Allah, dengan menginvestasikan jiwa raga dan hartanya untuk Allah, maka di saat yang sama ia telah siap melaksanakan tugas apa saja dariNya, dan untuk menegakkan ajaranNya. Di antara tugas yang sangat Allah muliakan adalah berdakwah di jalanNya. Allah berfirman, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat: 33).
Dakwah di jalan Allah adalah suatu keharusan. Tanpa dakwah kehidupan manusia akan menjadi hancur. Itulah sebabnya mengapa Allah dalam setiap fase sejarah manusia selalu mengutus nabi-nabi yang tugas utamanya adalah berdakwah. Dari sini tampak bahwa seorang hamba hendaknya selalu membuktikan dirinya sebagai penegak ajaran Allah di muka bumi. Ingat, bahwa setan tidak pernah istirahat siang dan malam untuk menyesatkan manusia. Setan berjanji: "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya." (Shaad: 82). Dalam surat lain, Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus." (Al-A�raaf: 16). Perhatikan janji perjuangan setan itu. Benarkah ia telah membuktikan janjinya? Ternyata benar, di mana-mana segala jaringan dan berbagai kemungkinan setan selalu menempuhnya. Padahal ia tahu bahwa perbuatan tersebut pasti mengantarkannya ke neraka. Namun demikian ia tetap bekerja keras untuk itu.
Lalu untuk melawan serangan ganas pasukan setan, kita justru berleha-leha. Bermegah-megah dengan dunia. Dua puluh empat jam dalam sehari kita habiskan hanya untuk mengurus harta. Ngobrol dalam pembicaraan yang tidak ada gunanya. Bukankah itu semua justru merupakan perangkap setan? Berapa banyak orang yang mengaku hamba Allah tetapi dalam pekerjaannya sehari-hari ikut setan? Shalat sering kali diabaikan hanya karena rapat. Dosa-dosa menjadi kebanggaan. Harta haram diperebutkan dengan segala cara. Banyak orang yang shalatnya rajin, korupsinya juga rajin. Banyak yang hajinya rajin, berzina juga rajin.

Seorang hamba Allah seharusnya telah menginvestasikan jiwa raga dan hartanya untukNya. Jika ini benar-benar lakukan secara jujur, ia pasti akan menggunakan seluruh jatah hidupnya untuk berdakwah kepadaNya. Berdakwah dengan mengerahkan segala kemampuan demi tegaknya ajaran Allah, terutama berdakwah dengan amal, artinya ia sendiri mengamalkan ajaranNya dengan sebenar-benarnya. Pengertian dakwah yang sebenarnya bukan hanya terfokus pada aktivitas menyampaikan. Banyak orang yang paham bahwa dakwah hanya menyampaikan. Padahal tidak demikian. Sungguh tidak disebut seorang dai, jika hanya menyampaikan, sementara dirinya tidak mengamalkan apa yang disampaikan. Allah berfirman: "Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." (Shaf: 3). Rasulullah saw. adalah contoh pribadi dai sejati. Seluruh hidupnya dari pembicaraan dan perbuatan mengandung pelajaran. Langkah ini telah diikuti secara maksimal oleh sahabat-sahabatnya. Karenanya, hidup mereka penuh berkah. Allah swt. senantiasa menurunkan pertolonganNya kepada mereka.

Tidak ada jalan bagi siapa pun yang mengaku diri sebagai hamba Allah, kecuali hanya dengan tunduk total kepadaNya. Mematuhi segala ajaranNya dan menjauhi segala laranganNya. Lebih dari itu ia aktif berdakwah di jalanNya. Inilah seharusnya jalan sang hamba dalam menginvestasikan jiwa raga dan hartanya di jalan Allah. Puncak yang paling tinggi dari seluruh bentuk investasi tersebut adalah berperang di jalan Allah, melawan pasukan orang-orang kafir yang menyerang dan memusuhi Allah. Allah berfirman pada ayat di atas, "Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh." Di sini seorang hamba benar-benar tidak hanya mengorbankan tenaga dan hartanya, melainkan lebih dari itu seluruh jiwa raganya diserahkan sebagai hadiah terbaik kepada Allah swt. Tidak sedikit dari para sahabat Rasulullah saw. yang telah membuktikan hakikat ini. Mereka berani berhijrah dari kota Makkah ke kota Madinah meninggalkan kekayaan yang telah mereka kumpulkan bertahun-tahun hanya karena Allah. Lebih dari itu mereka senantiasa terlibat langsung dalam berbagai pertempuran melawan orang kafir, dan telah banyak dari mereka yang gugur di medan tempur hanya karena Allah. Inilah gambaran investasi yang sebenarnya dari perjalanan seorang hamba kepada Allah Tuhannya.
Janji Allah Bagi Para Investor Dakwah Dan Jihad

Ustadz Sayyid Quthub �ketika menafsirkan ayat di atas� mengatakan bahwa kebenaran harus bergerak, menghadapi berbagai tantangan kebathilan, sehingga manusia terbebas dari penyembahan terhadap makhluk, menuju penyembahan terhadap Al-Khaliq (lihat Fi dzilaalil qur�an vol. 3. h. 1717). Sejalan dengan ini setiap muslim harus juga bergerak, mengerahkan segala kemampuan untuk menegakkan kebenaran tersebut. Bila ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, Allah berjanji bagi mereka akan memberikan surga sebagai balasannya.

Wa�dan alaihi haqqa, artinya bahwa janji ini pasti Allah penuhi. Dan janji ini sudah Allah tegaskan juga pada umat-umat terdahulu. Apakah Anda berminat?

Dahsyatnya Sedekah


Dahsyatnya Sedekah

Ditulis oleh snba1992 di/pada Desember 21, 2007

oleh K.H. Abdullah Gymnastiar

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah?
Dikisahkan alam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut.
Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang
lebih kuat dari pada gunung?

Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya ang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?”
Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api” (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?
Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air” (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?”
Kembali bertanya para malaikat.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di
samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena
dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat
dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?”

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal
anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang
ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap
dalam kondisi ikhlas
. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.

Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.

Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas?

Pada suatu ari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.

Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir.

Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.

Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya.
Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang
disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan,
sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,
seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini.***

sumber : daarut tauhid